Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wassholatu wassalamu ‘ala nabiyina Muhammad, wa’ala alihi wa’ashobihi ajma’in.
Jika
kita perhatikan, tidak sedikit orang sekarang yang mengatakan, mengapa
Allah tidak memberikan petunjuk kepada semua manusia, padahal Allah
mampu melakukannya.
Jika
Allah memang memang maha kaya, kenapa tidak semua orang dijadikan kaya
sehingga tidak ada kemiskinan, kebodohan dan berbagai persoalan
lainnya di muka bumi ini. Dan masih banyak pertanyaan serupa yang
intinya meragukan kekuasaan dan keadilan Allah.
Maka,
pertanyaan ini sebenarnya sudah dijawab oleh banyak ulama. Salah
satunya adalah Syaikh bin Baz ketika beliau pernah ditanya, bagaimana
tafsir ayat Allah yang berbunyi, Yaitu Surat Arraad Ayat 79 Sebagai
berikut
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Maka
syaikh menjawab, ayat ini adalah ayat yang jelas, yang menunjukkan
keadilan Allah dimana Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum kecuali
dengan syarat.
Syaratnya adalah
bahwa mereka harus meniti jalan kebaikan untuk perubahan kearah yang
lebih baik, dan jika yang mereka lalui jalan kejelekan, maka perubahan
pun kearah yang semakin jelek.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah mendholimi hamba-Nya,
وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
Tidaklah Allah berlaku dholim kepada hamba-Nya
Allah
akan membalas apapun yang dilakukan oleh manusia. Jika berbuat
kebaikan ia akan mendapatkan kebaikan, jika berbuat kejelekan maka ia
akan mendapatkan kejelekan pula.
Manusia
saja yang terlalu sering lupa memaknai hidup ini. Mereka merasa diri
paling berkuasa dan mampu melakukan segala sesuatu dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Mereka berdalih
bahwa ketika menciptakan manusia, Tuhan telah memberikan kemampuan
yang sama agar mereka mampu menemukan kebenaran. Tetapi hal ini
kemudian dimaknai dengan berlepas dirinya mereka dari dalil-dalil
Al-quran dan sunnah menuju dalil yang sekedar mengandalkan logika.
Bahkan
tidak sedikit pula diantara manusia termakan dengan pemikiran para
filsafat yang percaya bahwa eksistensi hanya bisa dirasakan dengan
penglihatan dan rabaan. Karena Tuhan tidak bisa di lihat dan diraba maka
hakikatnya Tuhan tidak ada sebagai refleksi dari perasaan takut saja. Na’udzubillah, kita berlindung kepada Allah dari pemikiran semacam ini.
Itulah
manusia yang cenderung bersifat durhaka kepada Tuhannya. Meskipun
punya potensi kebaikan dan keburukan, tetapi kebanyakan di antara
mereka mengikuti jalan yang sesat dan menyesatkan orang lain.
Mereka
adalah orang-orang yang terlalu bersuka cita ketika mendapatkan nikmat
dan bersedih ketika nikmat tersebut diambil oleh Allah. Mereka lupa
bahwa hakikat kehidupan ini sudah ditentukan semuanya oleh Allah.
Sungguh
mereka adalah orang-orang yang lalai, tidak bersyukur dan berlebihan.
Merekalah orang-orang yang akan mendapatkan siksa Allah sebagaimana
firman-Nya,
وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Dan
janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai dengan apa yang mereka
orang-orang dholim lakukan, sesungguhnya diakhirkan kepada mereka pada
suatu hari ketika mereka tidak bisa melihat.
Sebaliknya
mereka yang mendapat musibah, melakukan suatu kemaksiatan, kemudian
mereka bertaubat kepada Allah dengan penuh harap (taubatnya diterima)
dan dia istikomah di atas ketaatan, maka Allah akan merubah keadaan
mereka dari berbagai penderitaan dan kemiskinan kepada kenikmatan dan
keindahan hidup karena perbuatan baik mereka dan taubatnya kepada
Allah.
Dari dari hal ini jelas,
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Hal
itu karena Allah tidak akan mengubah nikmat yang diberikannya kepada
suatu kaum sampai mereka mengubah dengan dirinya sendiri.
Ayat
ini menjelaskan kepada kita bahwa jika kita berada dalam keadaan
melakukan kebaikan, jauh dari kemaksiatan, bahkan berusaha untuk
senantiasa berusaha untuk istiqomah dalam ketaatan, maka kita akan
mendapatkan kebaikan yang tidak ada sesuatu yang lebih baik darinya
yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga
kita termasuk orang-orang yang senantiasa berubah menjadi lebih baik
dalam menjalani setiap detik kehidupan kita dengan semakin memperbanyak
amalan sholeh dan terjauhkan dari semua yang dilarang Allah, dan Marilah kita mulai hari ini menyadarkan diri kita, bahwa segala sesuatu
memang tidak semudah dari yang kita fikirkan , namun juga tidak sesulit
itu. Dengan ikhtiar dan tawakal mari kita jalani hidup ini dengan penuh
kekhusuan mengharapkan ridha allah swt.
0 komentar:
Posting Komentar