Jumat, 21 Juni 2013


Nurul Jadid Merakurak
           Pondok Pesantren Nurul Jadid, walaupun saya tidak pernah tercatat secara resmi sebagai santri Pondok Pesantren ini, namun saya tetap memiliki ikatan emosi yang mendalam dengan Ponpes ini, karena pertama saya adalah santri yang menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah Awwaliyah dan Taman Pendidikan Alquran dibawah yayasan Salafiyah Merakurak yang juga menaungi Pondok Pesantren Nurul Jadid, selain karena saya pernah menimba ilmu di sekitar pesantren ini saya juga melihat Pesantren ini adalah pioneer dakwah di Kabupaten Tuban bagian Barat sebelah selatan, sehingga pesantren ini sangat melekat sebagai pusat studi islam maupun budaya Santri. Berikut saya sampaikan Sejarah terbentuknya PONDOK PESANTREN NURUL JADID yang menjadi cikal bakal sekian banyak lembaga Pendidkan dan Lembaga Sosial dibawah naungan Yayasan Salafiyah Merakurak.


PONDOK PESANTREN SALAFIYAH “NURUL JADID”
MANDIREJO – MERAKURAK – TUBAN
(CIKAL BAKAL BERDIRINYA YAYASAN SALAFIYAH MERAKURAK)

  1. Sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid
Proses berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid sudah dirintis sejak tahun 1896 M/ 1314 H, bertempat di desa Mandirejo, kecamatan Merakurak, kabupaten Tuban (kurang lebih 10 km arah barat kota Tuban). Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren (waktu itu pondok belum mempunyai nama secara resmi) adalah KH Ghazaly.
Sejak berdirinya hingga sekarang, Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid sempat mengalami tiga kali pindah tempat/ lokasi.
Pertama kali Pondok Pesantren ini didirikan di atas sebidang tanah yang berada di perbatasan antara desa Tahulu dan desa Mandirejo, tepatnya kalau sekarang berada di sebelah timur gedung Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Mandirejo.
Setelah selama tiga belas tahun berada di lokasi tersebut, karena lokasinya pada saat itu sering mengalami banjir jika turun hujan maka pada tahun 1909 M/ 1327 H Pondok Pesantren terpaksa dipindah ke lokasi yang datarannya lebih tinggi, tepatnya kalau sekarang berada di sebelah timur PUSKESMAS Merakurak.
Namun di lokasi ini tidak berlangsung lama, karena lokasi Pondok Pesantren saat itu akan segera dibangun rel kereta api jurusan Merakurak – Tuban oleh pemerintah Hindia Belanda. Maka kemudian terpaksa Pondok Pesantren dipindah lagi. Adapun lokasinya yang baru tidak jauh dari lokasi tempat pertama kalinya berdiri, yaitu di sebidang tanah yang berada di sebelah baratnya sebagaimana yang dapat kita lihat sampai sekarang ini.
  1. Periodesasi Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid
Secara umum, mulai saat pertama kali berdirinya pada tahun 1896 M/ 1314 H sampai sekarang Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid dapat dibagi menjadi lima periode:
Periode pertama (tahun 1896 M – 1929 M/ 1314 H – 1349 H)
Pada periode ini Pondok Pesantren berada di bawah asuhan KH Ghazaly, dengan modal sebuah bangunan pondok dan sebuah mushalla yang sangat sederhana yang dibangunnya sendiri. Sistem pendidikan yang dipakai pada waktu itu adalah sistem WETON dengan metode SOROGAN dan BALAGH.
Pendiri/ perintis Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid, KH Ghazaly wafat pada tahun 1929 M/ 1349 H dan di makamkan di Pemakaman Gede, desa Kapu, kecamtan Merakurak.

Periode kedua (tahun 1929 M – 1969 M/ 1349 H – 1390 H)
Setelah KH Ghazaly wafat, Pondok Pesantren diasuh oleh putra menantunya yaitu KH Masyhudi dan dibantu oleh KH Anwar yang juga merupakan menantu KH Ghazaly.
Pada periode ini Pondok Pesantren mengalami perkembangan yang cukup pesat. Desa dan Pondok Pesantren yang semula sepi menjadi ramai dengan datangnya para santri dari berbagai daerah termasuk yang datang dari luar kota yang dengan sengaja datang untuk menimba ilmu dari KH Masyhudi.
Melihat kenyataan inilah maka Pondok Pesantren ini kemudian diresmikan dengan diberi nama Al Ma’hadul Islamy Assalafy (Pondok Pesantren Salafiyah).
Dalam periode ini sistem pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah mengalami sedikit perubahan, yaitu dengan sistem WETON dan KLASIKAL (belajar di dalam ruang kelas), yang ditandai dengan berdirinya Madrasal Ibtidaiyah Salafiyah pada tahun 1948 M.
Keadaan bangunan juga berubah pada periode ini. Bangunan pondok dan mushalla yang semula terbuat dari bambu akhirnya diganti dengan bangunan dari bahan kayu jati.
Pada periode ini, tepatnya pada tahun 1960 berdiri sebuah lembaga pendidikan formal yaitu: MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH.
Pada tahun 1969 H/ 1390 M, KH Masyhudi wafat dan dimakamkan di Pemakaman Gede, desa Kapu, kecamatan Merakurak.
Periode ketiga (tahun 1969 M – 1990 M/ 1390 H – 1410 H)
Setelah KH Masyhudi wafat, Pondok Pesantren Salafiyah diasuh oleh dua orang sekaligus, yaitu KH Abdussalam (putra kandung KH Masyhudi) dan KH Nur Aziz Khazin (putra menantu KH Masyhudi).
Pada periode ini banyak lembaga-lembaga pendidikan formal yang didirikan, yaitu:
-          Tahun 1979        : Madrasah Tsanawiyah Salafiyah
-          Tahun 1982        : Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athfal
-          Tahun 1987        : Madrasah Diniyah
-          Tahun 1989        : Madrasah Aliyah Salafiyah
Untuk memenuhi standar legalitas atas lembaga-lembaga formal yang didirikan itu, maka didirikanlah YAYASAN SALAFIYAH MERAKURAK (YASSALAM) pada tanggal 01 Nopember 1988, di bawah Akte Notaris Sugiyanto, SH. Pada akhirnya nanti melalui yayasan ini, Pondok Pesantren Salafiyah juga akan mendirikan lembaga-lembaga lain yang bergerak pada bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan lain-lain.
Mengingat pada periode ini telah menampakkan wajah baru, maka Pondok Pesantren Salafiyah dirubah namanya menjadi Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid dan secara resmi diumumkan pada bulan Ramadhan 1407 H/ 1987 M.
Pada tanggal 08 Pebruari 1990 M/ 12 rajab 1410 H, KH Nur Aziz Khazin wafat dan dimakamkan di Pemakaman Mbah Buyut, desa Mandirejo.

Periode keempat (tahun 1990 M – 2000 M/ 1410 – 1420 H)
Sepeninggal KH Nur Aziz Khazin, tinggallah KH Abdussalam seorang diri  dengan dibantu oleh keponakan-keponakan beliau dalam mengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid.
Pada periode ini, disamping terjadi peningkatan ketertiban organisasi dan administrasi serta menertibkan kelancaran pendidikan, juga mengusahakan pula pembangunan beberapa gedung dan sarana penunjang pendidikan lainnya.
Pada tanggal 21 Mei 2000/ 17 Shafar 1421 H, KH Abdussalam wafat dalam usia 67 tahun dan dimakamkan di sebelah makam KH Nur Aziz Khazin, di Pemakaman Mbah Buyut, desa Mandirejo.

Periode kelima (tahun 2000 M/ 1420 H sampai sekarang)


Pondok Pesantren Nurul Jadid Mandirejo Merakurak Tuban
Add caption
                  Setelah KH Abdussalam wafat, tidak hanya Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid dan Yayasan Salafiyah (YASSALAM) yang kehilangan, namun seluruh warga masyarakat desa Mandirejo khususnya dan warga kecamatan Merakurak umumnya juga kehilangan tokoh sesepuh yang sangat disegani dan dihormati berbagai kalangan.

Sepeninggal beliau, kepemimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid dilanjutkan oleh putranya, Ustadz H. Izzuddin dan ibunya, Ny. Hj. Taslimah Abdussalam dengan dibantu oleh saudara-saudara dan para alumni Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid yang kebetulan bermukim/ bertempat tinggal tidak jauh dari pondok.
Pada tanggal 21 – 22 Oktober 2001 Yayasan Salafiyah Merakurak mengadakan Rapat Kerja yang menghasilkan beberapa keputusan yang di antaranya adalah membentuk Susunan Pengurus yang baru peride 2001-2006, yang diharapkan akan dapat menjalankan program-program yayasan, baik program jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan cita-cita para pendahulu.
Pada periode ini ada beberapa lembaga yang berhasil didirikan oleh Yayasan Salafiyah, yaitu:

-          Tahun 2000        : Taman Pendidikan Alqur’an
-          Tahun 2001        : Koperasi Pondok Pesantren Salafiyah
-          Tahun 2002        : Play Grup “Alif Ba Ta”
-          Tahun 2004        : Panti Asuhan “Salafiyah”
-          Tahun 2006        : Taman Kanak-kanak Alam “Alif Ba Ta”

  1. Penutup
Demikian profil singkat mengenai Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid yang dapat kami tulis sesuai dengan sumber-sumber yang kami dapatkan, baik melalui sumber yang tertulis maupun secara lisan dari berbagai pihak, dan juga melalui pengamatan dan pengalaman kami sendiri selama tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jadid sejak masa kecil.

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar